Kamis, 27 Oktober 2011

UAS APRESIASI BUDAYA

UAS MATA KULIAH APRESIASI BUDAYA

   Sisa masa kuliah semster 3 tahun 2008, dibawah ini uas mata kuliah apresiasi budaya yang adalah take home, jadi isinya hasil ngeliat sana sini ^^, semoga bermanfaat suatu hari nanti.

1. Istilah  apresiasi  berasal  dari bahasa inggris  "apresiation" yang berarti penghargaan,penilaian,pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja " ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai,mengerti dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi. Apresiasi budaya adalah kesanggupan untuk menerima dan memberikan penghargaan, penilaian, pengertian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Kebudayaan perlu diapresiasi dengan harapan kita sebagai manusia dapat memperlihatkan rasa menghargai karya yang dihasilkan dari akal dan budi manusia. Apresiasi diperlukan untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya yang ada agar tetap hidup dan selalu lestari, juga dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Melalui apresiasi, seorang pencipta dapat memperoleh masukan, ide, saran, kritik, dan pujian untuk karyanya. Melalui ide, saran, masukan, dan kritik tersebut jugalah para pencipta diharapkan dapan membuat karya yang lebih baik lagi.

2.  Metode mengapresiasi Budaya :
a.    Metode Induktif
Apresiasi dilakukan dengan cara menarik konsep / kebenaran / keindahan dari pranata yang sifatnya khusus sampai yang bersifat umum.
b.    Metode Deduktif
Apresiasi dilakukan dengan cara menarik konsep / kebenaran / keindahan dari pranata yang sifatnya umum sampai yang bersifat khusus
c.     Metode Empati
Apresiator mengamati seolah-olah larut pada peraasan, terbawa oleh obyek, sehingga dalam komentar-komentarnya terdapat ibarat, metafora yang melebih-lebihkan.
d.    Metode Interaktif
Metode ini dilakukan untuk mencari kesepakatan dengan melalui sarasehan budaya.

3.  Wujud kebudayan :
a.    Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
b.    Aktivitas(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
c.     Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia
Unsur Kebudayaan :
1.    Sistem religi dan upacara keagamaan  
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti “menambatkan”), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia.

2.    Sistem dan organisasi kemasyarakatan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. M. Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

3.    Sistem pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error). Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi :
a.    pengetahuan tentang alam
b.    pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
c.     pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
d.    pengetahuan tentang ruang dan waktu

4.    Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuna, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

5.    Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

6.    Sistem mata pencaharian hidup
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:


a.    berburu dan meramu
b.    beternak
c.     bercocok tanam di ladang
d.    menangkap ikan



7.    Sistem teknologi dan peralatan.
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:


a.    alat-alat produktif
b.    senjata
c.     wadah
d.    alat-alat menyalakan api
e. makanan 
f. pakaian
g. tempat berlindung dan perumahan 
h. alat-alat transportasi



4.  Pranata Budaya adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus yang berhubungan dengan ketujuh unsur kebudayaan. Di bawah ini adalah contoh pranata budaya yang digolongkan ke dalam delapan kelompok, dengan memakai delapan kebutuhan hidup manusia sebagai prinsip penggolong­an.
1.    Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, ialah yang sering disebut kinship atau domestic institutions.
Contoh: pelamar­an, perkawinan, poligami, pengasuhan kanak-kanak, perceraian dan sebagainya.
2.    Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi ke­butuhan manusia untuk pencarian hidup, mempro­duksi, menimbun dan mendistribusi harta dan benda, ialah economic institutions.
Contoh: pertani­an, peternakan, pemburuan, feodalisme, industri, barter, koperasi, penjualan dan sebagainya.
3.    Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi ke­butuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna, ialah educational institutions.
Contoh: Pengasuhan kanak-kanak, pendidikan rakyat, pendidikan mene­ngah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan keagamaan, pers, perpustakaan umum dan sebagainya.
4.    Pranata-pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semes­ta sekelilingnya, ialah scientific institutions.
Contoh: metodik ilmiah., penelitian, pendidikan ilmiah dan sebagainya.
5.    Pranata-pranata yang, bertujuan memenuhi ke­butuhan manusia menyatakan rasa keindahannya, dan untuk rekreasi, ialah aesthetic and recreational institutions. Contoh: seni rupa, seni suara, seni gerak, seni drama, kesusasteraan, sport dan sebagainya.
6.    Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi ke­butuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib, ialah religious institutions. Contoh: doa, gereja, kenduri, upacara, penyiaran agama, pantangan, ilmu gaib dan seba­gainya.
7.    Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi ke­butuhan manusia untuk mengatur kehidupan berke­lompok secara besar-besaran atau kehidupan berne­gara ialah political institutions.
Contoh: Pemerin­tahan. demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisi­an, ketentaraan, dan sebagainya.
8.    Pranata-pranata yang mengurus kebutuhan jasmaniah dari manusia ialah somatic institutions.
Contoh: pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran dan sebagainya.
Pranata Sosial menurut Horton dan Hunt (1987) adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Pranata sosial pada hakikatnya bukan merupakan sesuatu yang bersifat empirik, karena sesuatu yang empirik unsur-unsur yang terdapat di dalamnya selalu dapat dilihat dan diamati. Sedangkan pada pranata sosial unsur-unsur yang ada tidak semuanya mempunyai perwujudan fisik. Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional, artinya bahwa eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau konstruksi pikir.
Unsur-unsur dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya. Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir. Aturan tingkah laku tersebut dalam kajian sosiologi sering disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.

5.  Gotong-royong merupakan budaya asli masyarakat Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu,setelah memasuki era globalisasi, budaya yang bersifat individualis semakin mendominasi kehidupan kita dan mengikis rasa suka bergotong-royong dan saling membantu. Saya teringat ketika masih duduk di bangku SD di Sekolah selalu diadakan kerja bakti setiap hari Jum’at. Saat itu saya melakukannya dengan gembira karena saya dan teman-teman bergotong-royong dalam membersihkan taman Sekolah. Melalui kegiatan kerja bakti saya menyadari pentingnya nilai tolong menolong, toleransi,dan juga tenggang rasa. Dalam menjalankan kerja bakti tidak ada kepentingan pribadi, semua saling membantu dan mementingkan kepentingan bersama.

6.  Perubahan di berbagai bidang sering disebut sebagai perubahan sosial dan perubahan budaya karena proses berlangsungnya dapat terjadi secara bersamaan. Meskipun demikian perubahan sosial dan budaya sebenarnya terdapat perbedaan. Perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan dalam segi budaya masyarakat. Perubahan sosial terjadi dalam segi distribusi kelompok umur, jenjang pendidikan, dan tingkat kelahiran penduduk. Sedangkan perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Perubahan budaya meliputi penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila dan moralitas, bentuk seni baru dan kesetaraan gender. Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain.
a.    Asimilasi adalah proses penyesuaian sifat-sifat asli dengan sifat lingkungan yang baru, atau perpaduan berbagai unsure menjadi satu (seperti pemaduan unsur berbagai kebudayaan menjadi satu kebudayaan).

b. Akulturasi adalah  bersatunya  dua  kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.

c.   Inovasi adalah proses merubah pengetahuan dan ide menjadi cara yang lebih baik dalam menjalankan usaha atau menjadi barang dan jasa yang baru atau lebih baik, yang dinilai oleh masyarakat.

d.    Barokisasi adalah proses bersatunya dua budaya atau lebih dan budaya yang kalah memperhalus miliknya. Barokisasi kadang juga diartikan sebagai usaha untuk menampilkan diri secara semarak di hadapan publik, meski pun sebenarnya itu hanya untuk menutupi merosotnya kekuasaan politik real.

e. Cultural Lag adalah kesenjangan budaya, maksudnya adalah ketimpangan budaya yg terjadi  karena tidak seimbangnya perubahan budaya material dengan budaya immaterial.

16 komentar:

Anonim mengatakan...

thank's atas sumbernya, sangat bermanfaat.

Anonim mengatakan...

mahasiswa UNY ya? kok soalnya sama persis. hehe

Anonim mengatakan...

soalnya sama persis...

Anonim mengatakan...

dosennya g kreatif

mametedsss mengatakan...

huwoooo...
TERIMAKASIH bangetttt.....

Anonim mengatakan...

persis pake banget, makasihh :D

Anonim mengatakan...

terimakasih banyak...sangat bermanfaat

Anonim mengatakan...

kalo soalnya sama persis begini berarti se UNY jawabannya begini semua dong ya hehehehe but thnks ya

Anonim mengatakan...

Makasih ya, soalnya sama persis hehheheh Dosennya Pak Iswahyudi :D #UNY

Anonim mengatakan...

terimakasih kakak

Anonim mengatakan...

anonymus...
salam Budaya dari UNY Angkatan 2018

Anonim mengatakan...

salam budaya��

Ayuni Kurnia Wulandari mengatakan...

tahun 2020 soalnya masih sama kak. hehe

Abi mengatakan...

yang 2020 pun punya soal sama

Anonim mengatakan...

2021 soalnya masih sama kak :d dan dosennya juga masih pak iswahyudi hehehe terima kasih banyak kakak sangat bermanfaat<3

Anonim mengatakan...

2022 mksdnya kak hehe