Hmm, dibawah ini adalah isian UAS Apresiasi Seni yang juga take home. Sekali lagi, semoga bermanfaat.
1. Apresiasi berasal dari bahas Inggris “Apreciation” artinya penghargaan. Apresiasi seni adalah adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya.
Seni perlu di apresiasi dengan harapan apresiator dapat mempertajam kepekaan terhadap persoalan hidup, membekali diri dengan pengalaman-pengalaman rohani, mempertebal nilai moral dan estetis.
2. Bagan seni dan bagian-bagiannya :
3. Seni dan keindahan sangat berhubungan erat. Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Pengertian istilah “keindahan” tidak sederhana lagi ketika dikaitkan dengan pemikiran seni. Persoalannya yang mengundang pemikiran adalah membedakan keindahan sebagai rasa (sense) dan keindahan sebagai fenomena (kecantikan, keserasian, kondisi liris) yang menimbulkan rasa ini. Di dunia seni, seluk beluk keindahan dikenal sebagai persoalan “estetik”. Isitlah “estetik” ini berasal dari istilah dalam Bahasa Yunani kuno yaitu aesthesis, yang pengertiannya adalah “persepsi rasa” (sense perception). Dalam kebudayaan Yunani, persepsi rasa ini merupakan bagian dari dunia filsafat dan bisa diartikan sebagai “pikiran yang muncul dari rasa” (tidak absolut). Dibedakan dari pikiran yang muncul dari logika (cenderung absolut). Alexander Baumgarten adalah orang pertama yang mengembangkan pemikiran itu pada Abad ke 18. Pemikiran Baumgarten yang kemudian dikenal sebagai “Estetika” atau filsafat keindahan mengkaji rasa keindahan. Filosof ini mempersoalkan dunia rasa (sense) dan dampaknya pada pikiran. Baumgarten melihat persepsi rasa yang berkembang dari pengalaman merasakan keindahan merupakan aktivitas mental pada manusia.
4. Dalam seni tradisi segala penciptaannya selalu dikaitkan dengan istilah ideofak, sosiofak, dan teknofak.
a. Ideofak adalah hasil kebudayaan menuasia yang menjadi cita–cita luhur suatu masyarakat yang dengan cita – cita itu mendorong masyarakat untuk mencapainya dan mengilhami cara - cara dalam mencapai tujuan atau cita–cita tersebut (way of life)
b. Sosiofak adalah hasil kebudayaan manusia yang bermanifes sebagai tata kehidupan bermasyarakat dan tata perilaku dalam masyarakat. Sosiofak berwujud nilai-nilai tabu yang berlaku untuk mengatur kehidupan dalam masyarakat.
c. Teknofak adalah artefak yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan praktis sehari – hari.
5. Kekayaan dan keanekaragaman sejarah kebudayaan manusia sangat sulit untuk digambarkan secara lengkap. Tapi, menurut Van Peursen, sejarah umat manusia dapat kita pilah menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Tahap Mitis, yaitu sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya.
b. Tahap Ontologis, yaitu sikap manusia yang tidak lagi hidup dalam kepungan kekuasaan kekuatan mitis, melainkan secara bebas ingin meneliti segala hal.
c. Tahap Fungsional, yaitu sikap dan alam pikiran yang tidak begitu terpesona lagi oleh lingkungannya (sikap mitis), ia tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak terhadap objek penyelidikannya (sikap ontologis), ia ingin mengadakan relasi-relasi baru, suatu kebertautan yang baru terhadap segala sesuatu dalam lingkungannya.
6. Metode mengapresiasi seni :
a. Metode Induktif
Apresiasi dilakukan dengan cara menarik konsep / kebenaran / keindahan dari pranata yang sifatnya khusus sampai yang bersifat umum.
b. Metode Deduktif
Apresiasi dilakukan dengan cara menarik konsep / kebenaran / keindahan dari pranata yang sifatnya umum sampai yang bersifat khusus
c. Metode Empati
Apresiator mengamati seolah- olah larut pada peraasan, terawa oleh obyek, sehingga dalam komentar-komentarny terdapat ibarat, metafora yang melebih-lebihkan.
Contoh : Dalam mengapresiasi sastra, seseorang akan mengalami sebagian kehidupan yang dialami pengarangnya, yang tertuang dalam karyanya. Ini terjadi karena adanya daya empati yang membuat pembaca terbawa ke alm suasana dan gerak hati dalam karya itu. Kemampuan menghayati pengalaman pengarang ini dapat menimbulkan kenikmatan bagi pembaca. Mengapa? Karena pembaca merasa mampu memahami pengalaman orang lain, juga merasa pengalamannya bertambah hingga dapat menghadapi kehidupan dengan lebih baik. Pembaca juga merasa kagum akan kemampuan sasterawan daam memberikan, memadukan, dan memperjelas makna terhadap pengalaman yang diolahnya, serta mampu menemukan nilai-nilai estetik karya itu.
d. Metode Interaktif
Metode ini dilakukan untuk mencari kesepakatan dengan melalui sarasehan seni.
7. Salah satu pengalaman saya dalam mengapresiasikan seni yaitu pada saat saya sedang menonton sebuah pertunjukan drama. Saat itu bertepatan dengan hari Ibu sehingga tema drama yang diambil pun adalah hari Ibu. Selama beberapa saat saya merasa seperti tenggelam dalam drama yang sedang dimainkan karena alur ceritanya yang sungguh menyedihkan. Selama beberapa detik saya ikut menangis karena drama tersebut. Pada akhir pertunjukkan, saya juga ikut bertepuk tangan dan memuji para pemain drama yang menurut saya sangat baik dalam memerankan setiap perannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar