Selama ini, ada tiga pengobatan yang utama untuk mengatasi kanker: operasi, kemoterapi, dan radiasi. Sekarang, terapi kanker semakin lengkap dengan berkembangnya terapi biologi. Terapi pelengkap ini mampu mempertinggi tingkat kelangsungan hidup penderita kanker.
Biasanya, terapi ini digunakan untuk pasien yang datang ke rumah sakit dengan kanker stadium lanjut. Di negara-negara miskin, termasuk negara berkembang, 70-80% pasien datang dalam keadaan terlambat. Terapi dengan operasi, kemoterapi dan radiasi, tidak akan berhasil baik untuk pasien seperti itu dan biayanya mahal.
Menurut Dr. Samsuridjal Djauzi, Direktur Utama RS Kanker Dharmais, terapi biologi ini dapat dikombinasikan juga dengan terapi lain. Kemoterapi, misalnya, punya efek samping mual, muntah, dan rambut rontok tapi bila dikombinasikan dengan terapi biologi, efek sampingnya menjadi berkurang.
Dr. Sutjipto, Sp.B.Onk, ahli bedah onkologi RS Kanker Dharmais, menjelaskan setelah operasi, kemoterapi dan radiasi, biasanya dilanjutkan dengan terapi biologi, yakni hormonal therapy dan gen therapy. Pasien yang mampu secara finansial diharuskan menggunakan terapi tambahan ini untuk mempertinggi tingkat kelangsungan hidup (survival rate). Juga untuk mencegah efek kekambuhan, dan memperpanjang masa bebas penyakitnya.
Menurut Sutjipto, terapi biologi yang bekerja menghambat reseptor pembentukan sel kanker terutama digunakan pada kanker yang sering kambuh. Contoh obat terapi biologi yang terkenal sekarang ini adalah herceptin. Contoh lainnya; BCG (Bacillus Calmette-Guérin), Interleukin-2, Interferon alpha, dan Rituxan atau Rituximab, dan Herceptin.
MENINGKATKAN KEKEBALAN TUBUH
Terapi biologi menggunakan sistem imun tubuh untuk memerangi kanker. Sistem imun bekerja melindungi dan mempertahankan tubuh terhadap penyerang luar, seperti bakteri dan virus. Para dokter dan peneliti telah menemukan bahwa sistem imun juga dapat menentukan dan membedakan antara sel sehat dan sel kanker dalam tubuh, dan menghanguskan sel kanker itu.
Sistem imun memiliki jenis-jenis yang berbeda pada sel darah putih. Setiap jenis juga memiliki cara yang berbeda melawan sel asing atau sel-sel yang sakit, termasuk kanker. Semua jenis sel darah putih limfosit (lymphocyte) dan monosit (monocyte) mengikuti sirkulasi darah pada setiap bagian di seluruh tubuh, melengkapi perlindungan dari kanker dan penyakit-penyakit lain.
Lymphocyte antara lain sel B, sel T, dan sel Natural Killer (NK cells). Sel-sel B memproduksi antibodi yang menyerang sel-sel lain. Sementara sel-sel T secara langsung menyerang sel-sel kanker dan memberi sinyal pada sel-sel sistem imun yang lain untuk mempertahankan tubuh. Sedangkan sel NK memproduksi zat kimia yang menghancurkan dan membunuh sel asing di dalam tubuh. Sedangkan monocyte merupakan sel darah putih yang menelan dan memakan partikel-partikel asing.
JENIS-JENIS TERAPI
Ada beberapa perbedaan jenis-jenis terapi biologi yang digunakan dalam perawatan kanker, di antaranya:
NONSPECIFIC IMMUNOMODULATING AGENTS
Ini adalah obat-obatan terapi biologi yang merangsang sistem imun sehingga memproduksi lebih banyak antibodi dan cytokine (sitokin: protein yang diproduksi oleh sel-sel sistem imun dan dapat secara langsung menyerang sel-sel kanker) untuk membantu memerangi kanker dan infeksi dalam tubuh. Memerangi infeksi adalah penting untuk orang yang menderita kanker.
BIOLOGICAL RESPONSE MODIFIERS (BRMs)
Mengubah cara pertahanan tubuh berinteraksi dengan sel-sel kanker. BRMs diproduksi dalam laboratorium dan meningkatkan kemampuan pada tubuh pasien untuk melawan penyakit, mengarahkan sistem imun mengalahkan kekuatan sel-sel yang sakit, dan memperbaiki kelemahan sistem imun.
Beberapa jenis BRMs, di antaranya: interferons (IFNs), interleukins (ILs), tumor necrosis factors (TNFs), colony-stimulating factors (CSFs), monoclonal antibodies (MAOBs), dan vaksin-vaksin kanker.
Interferon
Secara alami tubuh memproduksi interferon, salah satu jenis sitokin. Para peneliti berharap bahwa penambahan interferon dalam tubuh dapat memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker atau mendorong sistem imun untuk membantu mematikan sel kanker. Interferon alfa, salah satu interferon buatan, disetujui dipakai untuk perawatan kanker darah seperti leukimiadan chronic myeloid leukemia, juga kanker kulit melanoma dan sarkoma Kaposi. Juga dapat membantu pengobatan kanker ginjal dan kanker sistem imun golongan non-Hodgkin (non-Hodgkin's lymphoma).
Interleukin
Jenis lain dari sitokin yang juga diproduksi secara alami di dalam tubuh. Salah satu jenisnya, interleukin-2, membantu tubuh memproduksi sel darah putih (lymphocytes) untuk menyerang sel kanker. Dengan penambahan interleukins buatan ke dalam tubuh, sistim imun tubuh bisa memiliki kekuatan yang lebih dalam menyerang sel-sel kanker. Interleukin juga diarahkan untuk pengobatan pada leukimia dan lymphoma, juga pada kanker otak, payudara, ovarium, prostat, usus besar dan rektum.
Monoclonal Antibody
Secara alami tubuh membuat antibodi, sejenis protein, untuk membantu melawan infeksi. Monoclonal antibody adalah antibodi buatan yang dapat menolong tubuh mengenal kembali sel kanker sebagai benda asing dan memungkinkan sistem imun mendeteksi targetnya dan membunuh sel kanker. Beberapa monoclonal antibodies ditujukan mengatasi bentuk-bentuk tertentu dari non-Hodgkin's lymphoma, acute myelogenous leukemia, dan chronic lymphocytic leukemia, juga kanker payudara, usus besar dan rektum.
Cancer Vaccine
Vaksin kanker tidak dimaksudkan untuk mencegah Anda kemunculan kanker tapi vaksin ini berguna membantu kondisi tubuh mengenal sel kanker sebagai penyerang. Vaksin kanker masih belum disetujui digunakan sebagai terapi dan masih terus diuji coba. Para peneliti sedang mempelajari penggunaannya untuk limfoma dan leukemia, juga kanker otak, payudara, usus besar, paru-paru, ovarium, prostat, pankreas dan rektum. Vaksin ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi virus tertentu yang dapat mengarah ke kanker, misalnya pada mulut rahim dan hati.
Glossary
Lymphomas adalah kanker getah bening yang berbahaya dan menyerang sistem kekebalan tubuh. Kanker ini dibedakan antara limfoma non-Hodgkin (yang paling sering ditemukan) dan limfoma Hodgkin berdasarkan faktor risikonya. Faktor risiko non-Hodgkin antara lain kelemahan sistem imun bawaan (sejak lahir), infeksi virus Epstein-Barr (EBV), Helicobacter pylori, virus herpes sarkoma Kaposi, virus penyerang sel T tipe 1 (HTLV-1). Sedangkan risiko Hodgkin, antara lain penyakit kelemahan sistem imun dan otoimun, menyerang usia menjelang dewasa dan di atas 65 tahun, infeksi EBV, pekerja di industri perkayuan, serta umumnya menyerang penderita berstatus sosial menengah atas.
Leukemia, kanker darah yang dibedakan antara leukemia akut dan kronis. Pertama, leukemia akut, yang terdiri atas leukemia limfoblastik akut dan leukemia non-limfoblastik akut. Pada orang dewasa, yang paling banyak ditemui adalah leukemia non-limfoblastik akut. Misalnya myelogenous leukemia, yakni kanker pada granulosit, salah satu jenis sel darah putih yang dibuat di sumsum tulang. Sedangkan pada anak di bawah 12 tahun, yang paling banyak adalah leukemia limfoblastik akut. Ini terjadi akibat produksi berlebih sel-sel darah putih yang belum matang (blast) yang seharusnya menjadi granulosit.
sumber : http://www.humanmedicine.net/?s=article&m=read&id=254
Tidak ada komentar:
Posting Komentar