Sumber : Harian Republika (Jumat,10 November 2006)
BANDUNG -- Tiga senyawa baru yang selama ini sama sekali belum ditemukan oleh pakar mana pun di dunia, berhasil ditemukan oleh Mahasiswa Program Study Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam (FMIPA) Pasca Sarjana jenjang S3 ITB, Dr Sahidin Sutriadi MSi. Menurut Sahidin, tiga senyawa baru yang ditemukan olehnya diberi nama diptoindonesin D, diptoindonesin G dan hopeafenol.
Senyawa tersebut, ditemukan pada tumbuh-tumbuhan merawan atau hopea yang sejenis dengan pohon meranti. ''Dari hasil penelitian kami, dua senyawa yaitu diptoindonesin D dan G serta senyawa hopeafenol memperlihatkan efek sitotoksik yang kuat untuk membunuh sel tumor murin leukemia P-388. Aktivitas biologis ketiga senyawa itu merupakan langkah awal yang bagus untuk menguji sel-sel tumor lain,'' ujar Sahidin.
Jika setelah dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap sel tumor lain senyawa itu bisa memiliki efek sitotoksik kuat, kata dia, maka bisa diperoleh suatu senyawa yang dapat dijadikan model (lead compounds) dalam mencari senyawa antitumor. Dilihat dari tingkat keaktifan dengan standar nation cancer institution (NCI), senyawa diptoindonesin G keaktifannya 1,6 mikrogram/mililiter. Sedangkan diptoindonesin D, keaktifannya 2-4 mikrogram/mililiter.
''Kalau keaktifan senyawa di bawah 2 mikrogram/mililiter senyawanya sangat aktif, keaktifan senyawa 2-4 mikrogram tergolong aktif dan kalau keaktifan senyawa di atas 4 mikrogram/mililiter tergolong tidak aktif,'' katanya.
Berdasarkan hasil penelitian, kedua senyawa itu bisa membunuh sel tumor leukemia lebih dari 50 persen. Karena, senyawa diptoindonesin G tergolong sangat aktif dan diptoindonesin D tergolong aktif. Sebelum ketiga senyawa itu digunakan dalam dunia kedokteran, kata dia, tentu harus dilakukan uji klinis terlebih dulu. Agar, senyawa itu bisa membunuh sel tumor tapi tidak ikut membunuh sel rambut dan sel-sel yang lain.
Untuk menemukan tiga senyawa baru itu, sambung dia, dirinya memulai penelitian pada 2003 dan selesai pada 2005. Pemilihan kulit kayu meranti untuk diteliti senyawanya, terinspirasi dari buah anggur. Senyawa antitumor, kata dia, banyak ditemukan dalam jenis anggur-angguran. Salah satu hasilnya dirasakan oleh orang Perancis yang banyak mengonsumsi anggur sehingga jarang yang terkena penyakit kanker.
''Senyawa di anggur mirip dengan senyawa yang ada di kulit kayu meranti jadi saya teliti karena belum ada penelitian sebelumnya,'' ujarnya. Salah satu kendala yang ditemukan pada saat melakukan penelitian, kata dia, adalah Indonesia belum memiliki bank data tentang senyawa yang sudah ditemukan peneliti sebelumnya. Sehingga, untuk mengecek senyawa hasil temuannya, harus meminta teman di Malaysia mengecek di bank data senyawa yang ada Malaysia.
''Setelah diketahui bahwa ketiga senyawa itu belum ditemukan di dunia oleh siapa pun, saya langsung mempublikasikan ke majalah nasional dan internasional. Namun, belum saya patenkan karena royalti hak patennya tetap milik ITB,'' katanya.
sumber : http://www.i-library.org/index.php?option=com_content&task=view&id=2522&Itemid=26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar