Rabu, 30 Januari 2008

Leukemia Bisa Sembuh

Sel Darah ABNORMAL

Leukemia pada anak disebabkan bertambahnya sel darah abnormal secara berlebihan dan tidak terkendali. Karena berada di dalam darah, penyebarannya ke seluruh bagian tubuh mengakibatkan gangguan atau merusak fungsi tubuh. Leukemia biasanya mengenai sel darah putih.

Kita tahu darah manusia terdiri dari cairan darah (plasma) dan sel darah yang beredar dalam pembuluh darah. Secara garis besar sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sel darah putih berfungsi memberantas infeksi, sedang keping darah diperlukan untuk menghentikan perdarahan jika terjadi luka.

Leukemia bisa tejadi di salah satu sel darah itu. Yang terbanyak di sel darah putih. Sel darah putih yang mengalami keganasan akan memperbanyak diri secara tak terkendali. Namun, sel yang terbentuk tidak normal dan tidak berfungsi. Sel-sel itu mendesak pertumbuhan sel darah putih yang normal maupun sel darah merah dan keping darah. Menurunnya jumlah sel darah putih menyebabkan anak mudah terkena infeksi, rendahnya sel darah merah menyebabkan anak pucat dan lemah, berkurangnya keping darah membuat anak mudah mengalami perdarahan yang sulit berhenti. Selain di permukaan tubuh, perdarahan bisa terjadi di saluran cerna, otak, maupun organ tubuh lain, dan menyebabkan kematian. Sel ganas bahkan bisa menyebar ke hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, dan tulang.

Perhatikan GEJALANYA

Agar tahapannya tidak meningkat menjadi risiko tinggi, kenali gejala-gejala umum leukemia. Waspadai jika anak sering tampak lesu dan lelah disertai pucat, demam yang tak jelas penyebabnya dan sering berulang meskipun tidak tinggi di antara 37-38,5 derajat Celsius, perdarahan abnormalseperti mimisan, bercak-bercak biru di kulit, serta rewel karena merasa nyeri pada tulang dan perut teraba keras atau membengkak. Kadang-kadang ditemukan benjolan pada kulit, pembengkakan gusi, nafsu makan menurun, kelumpuhan otot wajah atau tungkai tanpa sebab yang jelas. Pada anak lelaki, gejala juga tampak pada testis yang mengalami pembesaran.

Bila ada gejala atau tanda demikian, segera konsultasikan pada dokter. Pemeriksaan yang lengkap, termasuk pemeriksaan laboratorium, diperlukan untuk menegakkan diagnosis supaya bisa dilakukan pengobatan sejak awal.

Bila di dalam keluarga terdapat riwayat kanker, terutama leukemia, tak ada salahnya anak melakukan deteksi dini kanker dengan memeriksakan darahnya demi pencegahan.

5 Tahun MASA MENENTUKAN

Kemajuan pengobatan, kesempatan untuk bertahan hidup pada anak yang terkena leukemia semakin baik. Saat ini, sebagian besar penderita leukemia pada anak, dapat disembuhkan dan bebas dari penyakit tanpa kambuh. Umumnya, yang tidak kambuh lagi adalah mereka yang masuk pada kategori standard risk (risiko standar) ketika terdiagnosis dan segera dilakukan pengobatan. Fase standard risk ini terlihat dari dua hal, yaitu pada waktu terdeteksi jumlah sel darah putihnya masih di atas 50 ribu dan tingkat penyebarannya belum meluas semisal belum sampai ke otak atau daerah-daerah lain seperti rongga dada yang ada kelenjarnya dan hal-hal lain yang menandai belum masuk pada high-risk (risiko tinggi). Pada anak lelaki, juga belum ke daerah testis.

Tujuan pengobatan untuk memusnahkan sel leukemia, sehingga memungkinkan sel darah normal tumbuh dan berkembang sebagai mana mestinya. Pengobatan juga untuk memperpanjang usia, sekaligus mengupayakan penyembuhan.

Fase penyembuhan pertama yang dilakukan adalah fase induksi. Pada fase yang terhitung berat dan berlangsung sekitar 6 sampai 7 minggu ini digunakan kombinasi kemoterapi dengan obat yang bertujuan membasmi semua sel-sel kanker. Masalahnya, kemoterapi tidak hanya memberantas sel-sel kanker. Sel-sel darah normal yang diproduksi dalam sumsum tulang pun turut terberantas, sehingga pasien mengalami kondisi yang sangat rawan terhadap infeksi, perdarahan, maupun kesehatan umum. Maka itu, pengobatan biasanya juga melingkupi pantauan yang ketat terhadap efek samping yang timbul.

Setelah 6 minggu, dilakukan pemeriksaan sumsum tulang (bone narrow puncture) untuk membuktikan apakah telah terjadi remisi. Setelah itu diteruskan dengan memberi obat-obatan. Setelah pengobatan terus-menerus selama 2 tahun, diharapkan remisi ini bisa dipertahankan, yakni sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan gejala klinik membaik. Tetapi, setelah remisi tercapai, masih diperlukan lagi kontrol selama 2-3 tahun, untuk mencegah kambuh. Dalam dunia kedokteran, hal ini disebut dengan 5 tahun masa survival. Keberhasilan mereka yang melewati masa ini mencapai 70%. Angka ini termasuk tinggi bila terjadi di negara-negara berkembang karena di negara maju, umumnya sudah mencapai 80%. Jika setelah masa 5 tahun itu sel kanker tak muncul lagi, maka leukemia sudah dianggap sembuh karena setelah lima tahun, jarang terjadi kekambuhan.


sumber : http://www.mediaraharja.com/read.cfm/id/3949

Tidak ada komentar: